1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Makin Cantik, Hendi Sukses Realisasikan Janji Kembangkan Kota Lama

"Kami mengharapkan, melalui revitalisasi tahap akhir tersebut Kota Lama Semarang dapat layak menyandang predikat world heritage UNESCO 2020,"

Kota Lama yang makin cantik dan tertata. Lokasi ini sekarang telah menjadi ikon pariwisata Kota Semarang yang kerap diburu wisatawan.. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Senin, 26 Agustus 2019 23:15

Merdeka.com, Semarang - Perubahan wajah baru Kota Lama Semarang saat ini telah tampak lebih cantik dan tertata. Revitalisasi tahap I yang di antaranya menggarap drainase jalan, pemasangan material batu andesit, hingga lampu dan street furniture mulai terselesaikan.

Transformasi kawasan Kota Lama Semarang sekarang pun menjadi pembuktian Wali Kota Semarang Hendrar Priha dalam merealisasikan visi misi pembangunannya. Sebab, Kota Lama Semarang sendiri menjadi salah satu bagian dari program kerjanya yang diajukan saat mendaftar sebagai Wali Kota Semarang pada tahun 2015.

Kala itu, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut bertekad menjadikan kawasan Kota Lama Semarang yang semula kumuh, menjadi ikon pariwisata Kota Lunpia.

Upaya merealisasikan komitmennya dalam mengembangkan Kota Lama dimulai saat dirinya berhasil terpilih menjadi Wali Kota Semarang periode 2016-2021. Hendi memasukkan Kota Lama sebagai salah satu kawasan strategis bidang sosial budaya pada RPJMD tahun 2016-2021.

Revitalisasi pun mulai dikerjakan pada tahun 2017 dengan dukungan dari pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR, yang membantunya mendorong adanya perubahan di kawasan bersejarah berjuluk "Little Nederlands" tersebut.

Kini, sebanyak 80% dari 116 bangunan gedung cagar budaya di kawasan itu sudah direvitalisasi, melibatkan pihak swasta dan pemilik gedung untuk menggunakan kembali bangunannya menjadi beragam kegunaan. Revitalisasi juga disertai dengan memanfaatkan gedung-gedung tua di kawasan Kota Lama sebagai kawasan ekonomi dan bisnis. Gedung tua cagar budaya tersebut disulap menjadi perkantoran, restoran, café, kedai kopi dan tempat wisata. Jauh dari kesan kumuh, angker dan rawan kriminalitas seperti stigma yang melekat pada Kota Lama sebelumnya.

Bangunan lain juga telah disulap oleh Pemkot Semarang menjadi galeri seni dan tempat pameran produk UMKM guna lebih memperkenalkan potensi UMKM Kota Semarang kepada setiap pengunjung Kota Lama.

Tak hanya itu, Pemkot Semarang juga terus mempersiapkan fasilitas dan sarana lain demi mendukung informasi berkaitan Kota Lama, Dinas Tata Ruang juga meluncurkan Aplikasi 'Kota Lama Semarang' di Playstore dan Appstore untuk mendukung pelayanan informasi terkait bangunan cagar budaya. Melalui aplikasi tersebut, pengunjung dapat mendapatkan info lebih lanjut terkait 116 bangunan cagar budaya di Kota Lama hanya dengan menggunakan QR Code.

Sedangkan pusat layanan informasi berupa Klinik Pengawasan Bangunan Kota Lama yang berada di Gedung Oudetrap memberikan pelayanan konsultasi rencana konservasi terhadap aset cagar budaya, pusat data cagar budaya kota lama dan pendampingan kegiatan di Kota Lama Semarang.

Atas pencapaian positif tersebut, Hendi selaku Wali Kota Semarang mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut berkontribusi.

"Dari awal ketika ditanya apa kendala yang akan dihadapi dalam merevitalisasi Kota Lama, saya katakan bahwa hampir seluruh bangunan cagar budaya yang ada adalah milik swasta, termasuk BUMN. Maka ketika hari ini banyak pihak mengatakan Kota Lama berhasil berubah, maka jelas ini bukan kerja pemerintah saja, melainkan semua pihak yang memiliki kesamaan visi dengan kami," tegasnya.

Selanjutnya, revitalisasi Kota Lama tahap II dijadwalkan akan mulai dikerjakan pada September 2019. Beberapa hal yang akan digarap antara lain infrastruktur, media literasi museum, serta pengerjaan street furniture di sejumlah titik.

"Kami mengharapkan, melalui revitalisasi tahap akhir tersebut Kota Lama Semarang dapat layak menyandang predikat world heritage UNESCO 2020," tutupnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Cagar Budaya
  2. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA