"Sementara para pedagang kami relokasi karena lapak mereka akan kami renovasi."
Merdeka.com, Semarang - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Perdagangan Kota Semarang merelokasi puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di pinggir Jalan Menteri Supeno Semarang. Relokasi itu dilakukan karena tempat berjualan para pedagang dibongkar dan akan direnovasi agar semakin nyaman dan indah.
Untuk sementara, para pedagang direlokasi di pinggir-pinggir jalan. Sementara lapak tempat mereka berjualan sebelumnya telah dibongkar untuk kemudian dibangun kembali menyesuaikan desain Taman Indonesia Kaya yang sedang dalam proses pembangunan.
"Sementara para pedagang kami relokasi karena lapak mereka akan kami renovasi. Proses renovasi shelter ini memakan waktu sekitar dua bulan," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto disela-sela pembongkaran shelter PKL, Minggu (9/9).
Fajar menjelaskan, proses pembongkaran shelter saat ini sedang dilakukan dan ditargetkan selesai Senin (10/9) besok. Adapun jumlah PKL jagung bakar yang ada saat ini sebanyak 39 PKL, dan sisanya merupakan pedagang tahu gimbal yang sebelumnya berjualan di sepanjang Jalan Menteri Supeno dan Jalan Pandanaran II.
"Pembangunan shelter ini mendapat bantuan dari pihak ketiga yang peduli dengan para PKL. Nantinya, shelter PKL akan dinamai dengan Shelter Taman Indonesia Kaya," tuturnya.
Dia menjelaskan nantinya shelter akan dibangun sepanjang 150 meter dan lebar 3 meter. Shelter itu nantinya mampu menampung 78 PKL yang sebelumnya memang berjualan di Taman Indonesia Kaya atau dulu dikenal dengan Taman Menteri Supeno.
"Atas kegiatan renovasi ini, kami harap para pengguna jalan dapat mengerti dan memaklumi karena di sepanjang Jalan Pandanaran Dua ini akan sedikit terhambat," tukasnya.
Disisi lain, Ketua Paguyuban PKL Jagung, Ramlan mengaku senang dengan perhatian dari Pemkot Semarang untuk membangunkan shelter baru di lokasi itu. Apalagi, shelter yang dibangun nantinya lebih bersih dan nyaman.
Terkait dengan relokasi sementara, dia dan pedagang lain tidak mempersoalkan tempatnya. Apalagi tidak jauh dari shelter semula yang biasa digunakannya berjualan.
"Saya dan pedagang mengucapkan terima kasih sudah dibantu pemerintah dan pihak swasta lewat CSR memugar shelter kami agar lebih indah. Memang ini perlu dilakukan mengingat taman juga sedang dipugar menjadi lebih indah," ujarnya.
Selain merelokasi PKL, Dinas Perdagangan Kota Semarang untuk sementara juga melarang adanya aktivitas PKL di bekas shelter. Untuk proses itu, rencananya akan menutup sebagian Jalan Pandanaran II.