"Pementasan ini mengambil bentuk dan spirit teater rakyat."
Merdeka.com, Semarang - Pertunjukan berjudul "Misteri Sang Pangeran" menjadi event seni budaya pertama yang digelar di Taman Indonesia Kaya Kota Semarang. Pertunjukan teater yang ditulis dan disutradarai oleh Agus Noor itu menjadi awal mula bergeliatnya seniman di Kota Lunpia ini.
Ribuan orang memadati lokasi taman yang baru diresmikan oleh Pemkot Semarang itu, Sabtu (27/10) malam. Mereka dengan santai menikmati sajian teater dengan para lakon kenamaan seperti Prie GS, Butet Kartaredjasa, Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Susilo Nugroho, Sruti Respati, Sahita, Hargi Sundari, Novi Kalur, Rio Srundeng, Semarang Magic Community, Sanggar Greget Semarang, Jagoan Jagoan Jawa Tengah, Teater Djarum, serta iringan musik dari Djaduk Ferianto dan Kuaetnika.
"Pementasan ini mengambil bentuk dan spirit teater rakyat. Kisah yang kita tampilkan pada malam ini pun juga diolah dari khasanah cerita rakyat Indonesia yang telah banyak berkembang. Dari kisah rakyat tersebut dan lakon ini, kita dapat memetik hikmah dan kebajikan untuk melihat situasi pada hari ini,” ujar Agus Noor, selaku sutradara lakon Misteri Sang Pangeran.
Misteri Sang Pangeran berkisah tentang sebuah negeri yang banyak mengalami gangguan. Rakyat merasa gelisah dan tidak aman karena para perampok dan pencuri mengganggu penduduk. Hingga muncullah dua orang pangeran yang berhasil mengatasi para penjahat tersebut. Rakyat merasa senang, bahkan sang putri pun jatuh cinta kepada pangeran. Namun, tidak semua rakyat senang dengan kehadiran dua pangeran dan ada yang berusaha menghasut mereka.
Dua Pangeran pun akhirnya difitnah, kisah cintanya dengan sang putri pun terhalang sebuah syarat yang mustahil dipenuhi, yaitu, membangun taman indah dalam satu malam. Dengan bantuan rakyat yang mendukung sang pangeran dan juga kesaktiannya, akhirnya dua pangeran itu dapat mempersembahkan taman untuk sang putri. Taman yang indah, taman yang kemudian menjadi lambang persatuan dan kerukunan, yang kemudian dinamakan Taman Indonesia Kaya.
Dengan kepiawaian Agus Noor, Butet Kartaredjasa, dan Djaduk Ferianto dalam mengemas pertunjukan budaya secara modern dengan memadukan unsur tarian, musik, nyanyian dan drama romantis sepanjang pertunjukan yang berlangsung sekitar 1 jam mendapat sambutan hangat dari pengunjung. Mereka menyaksikan pertunjukan hingga akhir acara.
"Kami harap pementasan ini dapat menjadi sajian akhir pekan yang menghibur dan dapat semakin menumbuhkan rasa cinta masyarakat Kota Semarang terhadap seni pertunjukan,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum di sela-sela pertunjukan.
Menurutnya, Taman Indonesia Kaya merupakan taman dengan panggung seni pertunjukan terbuka pertama di Jawa Tengah yang ditujukan sebagai wadah ekspresi para seniman dan pekerja seni. "Kami akan menyelenggarakan pertunjukan panggung budaya dan seni yang dapat dinikmati masyarakat setiap satu bulan sekali," jelasnya.