"Saya menegaskan bahwa seluruh jajaran Pemerintah Kota Semarang fokus dalam membuat Kota Semarang menjadi lebih hijau."
Merdeka.com, Semarang - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terus melakukan inovasi dalam pembangunan Kota Semarang. Tak hanya fokus pada peningkatan estetika kota, wali kota yang akrab disapa Hendi tersebut bertekad mewujudkan Semarang menjadi green city atau kota hijau.
Alasannya, agar mampu meningkatkan kenyamanan aktivitas masyarakat di Kota Semarang. Selain itu, juga untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang mulai banyak berkunjung ke kota dengan sebutan Kota ATLAS itu.
Berbagai target pun dikejar, mulai dari peningkatan kualitas lingkungan, pengurangan polusi udara, hingga penurunan suhu di Kota Semarang untuk menjadi lebih ramah bagi pejalan kaki. Seluruh inovasi pembangunan pun semaksimal mungkin direalisasikan dengan mempertimbangkan konsep kota hijau.
Peluncuran 72 unit Bus Trans Semarang berbahan bakar gas hasil kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Toyama, Jepang, Rabu (9/1) seakan menjadi penegasan Pemkot Semarang di bawah kepemimpinan Hendi yang fokus mendorong Semarang sebagai kota hijau.
Tak hanya itu, terpilihnya RSUD KRMT Wongsonegoro sebagai green hospital pertama di Indonesia pada tahun 2018 oleh Kementerian Kesehatan serta pembangunan gedung Dinas Kesehatan, yang menggunakan bahan bangunan ramah lingkungan dengan konsep green building juga menjadi bukti keseriusan Hendi.
Di sisi lain, dalam penyediaan sejumlah fasilitas publik di Kota Semarang, konsep kota hijau juga terlihat diupayakan melalui pembangunan jalur pedestrian dengan beton berpori. "Dengan inovasi jalur pedestrian beton berpori itu, maka ketika ada air hujan tetap bisa terserap ke tanah walaupun permukaannya dibeton," jelasnya.
Inovasi-inovasi pembangunan kota hijau seperti itu, lanjut Hendi, akan terus diupayakan dalam segala aspek. "Ini penting agar pembangunan yang dilakukan tidak malah menambah problematika perkotaan," tegasnya.
Secara lebih detail, inovasi beton serap air atau beton berpori tersebut dikatakan juga dapat meningkatkan kenyamanan pejalan kaki, karena mencegah adanya genangan air. Pasalnya, lapisan beton berpori paling atas memungkinkan air mengalir melalui matriks batu kecil yang relatif besar ke puing lebih longgar di bawahnya.
Adapun saluran drainase di bagian paling bawahnya akan membantu meningkatkan jumlah air yang dapat diserap. Selain itu, inovasi beton berpori milik Pemkot Semarang tersebut juga dapat mengurangi pemanasan aspal dalam cuaca panas, sebagai bagian dari mengejar target penurunan suhu udara di Kota Semarang.
Beton berpori itu sendiri telah ada di berbagai ruas jalan di Kota Semarang, antara lain di Kelurahan Kandri, Jalan Dr. Sutomo, Waduk Jatibarang, Jalan Veteran, Jalan MT. Haryono, Jalan S. Parman, Kampung Kali, Jalan Abdurahmansaleh, serta Jalan Mataram.
"Saya menegaskan bahwa seluruh jajaran Pemerintah Kota Semarang fokus dalam membuat Kota Semarang menjadi lebih hijau. Bahkan kalau sekarang lewat di Jalan Pemuda, tiang penerangan jalan umum juga kita maksimalkan untuk menaruh pot-pot tanaman. Semua kami upayakan, termasuk menggalakkan gerakan urban farming di lingkungan permukiman," pungkasnya.