1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Ciptakan Transportasi Ramah Lingkungan, Hendi Luncurkan 72 Bus Berbahan Bakar Gas

"...setelah MoU Sister City dengan Kota Toyama, langsung ditindaklanjuti dengan mengonversi bahan bakar solar ke gas untuk transportasi,"

Wali Kota Hendi pada peluncuran 72 BRT berbahan bakar gas di Patra Convention Hotel Semarang, Rabu (9/1).. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Rabu, 09 Januari 2019 17:18

Merdeka.com, Semarang - Inovasi dan transfer teknologi terus digenjot Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Terbaru, wali kota yang akrab disapa Hendi ini meluncurkan 72 Bus Rapid Transit (BRT) berbahan bakar gas (BBG).

Peluncuran moda transportasi ramah lingkungan tersebut terwujud atas kerja sama Sister City dengan Kota Toyama, Jepang. Peluncuran 72 BRT berbahan bakar gas tersebut dilaksanakan di Patra Convention Hotel Semarang, Rabu (9/1).

Dalam peluncuran itu, selain Hendi, Wali Kota Toyama, Jepang, Yoshiaki Harada serta sejumlah perwakilan Kementerian Republik Indonesia juga turut hadir.

“Kami tidak mau kerja sama yang ada hanya sekadar rundingan tanpa tindak lanjut. Alhamdulillah setelah MoU Sister City dengan Kota Toyama, langsung ditindaklanjuti dengan mengonversi bahan bakar solar ke gas untuk transportasi masal BRT di Kota Semarang,” ujar Hendi.

Terkait pembiayaan, dirinya menuturkan jika penyiapan bus-bus tersebut dilakukan dengan skema joint crediting mechanism. Yaitu dengan anggaran oleh Pemerintah Kota Semarang dan Toyama sama besar.

Kerja sama itu, lanjut Hendi, juga terlaksana berkat dukungan fasilitas serta regulasi dari Pertamina, Pertagas Niaga, IGES, ITDP serta Rockefeller Foundation yang memprakarsai program 100 resilient cities (kota tangguh). Dalam program tersebut, Kota Semarang terpilih sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang masuk dalam jejaring 100 kota tertangguh dunia dengan salah satu program dan strategi yang dilakukan adalah pengembangan transportasi yang terintegrasi.

Ke depan, Hendi juga menjajaki potensi pengembangan hidro energi yang memanfaatkan arus sungai menjadi tenaga listrik. Hendi melihat Kota Semarang memiliki beberapa sungai dengan arus dan debit yang berpotensi menggerakkan turbin menjadi tenaga lisrik sebagaimana di Toyama.

"Jadi kerjasama Sister City atau kota kembar, terkhusus dengan Toyama akan terus kami tingkatkan. Bentuk apa yang baik di Toyama, akan kita aplikasikan juga di Kota Semarang, termasuk kami ingin pembangkit listrik tenaga arus sungai yang ada di Toyama, juga bisa dibangun di Kota Semarang," tegas Wali Kota Semarang yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut.

Hendi menambahkan, peluncuran bus berbahan bakar gas di Kota Semarang diyakini mampu membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat di Kota Semarang. Selain ramah lingkungan dengan emisi yang lebih rendah, pemanfaatan bahan bakar gas pada BRT ini juga dipercaya mampu menghemat biaya operasional.

Penghematan dapat dilakukan karena BBG dapat menghemat penggunaan bahan bakar sekaligus membuat mesin lebih awet. Saat ini konversi BBG dilakukan dengan sistem retrofit di mana bahan bakar dapat menggunakan gas dan solar.

Secara detail, dari hasil uji coba yang dilakukan pada pemakaian harian untuk armada ukuran sedang dibutuhkan rata-rata 80 liter solar dengan harga Rp5.150 per liter. Sedangkan dengan sistem retrofit, hanya dibutuhkan 60 liter gas dan 21 liter solar yang jika dikonversikan rata-rata diperoleh penghematan sebesar Rp37.900 setiap harinya untuk setiap armada.

"Bila dikalikan dengan seluruh jumlah armada dan hitungan per tahun, nilai efisiensinya akan sangat besar," imbuh Kepala BLU Trans Semarang, Ade Bhakti.

Ade pun menambahkan, jika saat ini pihaknya sudah menyiapkan tiga stasiun pengisian bahan bakar gas BRT Trans Semarang. Ketiganya berada di Terminal Tambak Aji di kantor Dinas Perhubungan, Terminal Mangkang dan Terminal Kaligawe.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Layanan Publik
  2. Peristiwa
  3. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA