"Sebelumnya kami menggelar acara Minggu Palma, kemudian Kamis Putih, hari ini menggelar Jumat Agung dan besok akan digelar Hari Raya Paskah..."
Merdeka.com, Semarang - Ratusan umat Katolik di Gereja Santa Maria Bongsari Kota Semarang mengikuti acara Jalan Salib dalam memperingati Jumat Agung, Jumat (30/3). Acara yang digelar untuk mengenang proses Yesus Kristus disalib hingga meninggal itu berlangsung sangat haru dan khidmat.
Dalam prosesi itu, dilakukan teatrikal proses penyaliban Yesus. Sosok laki-laki yang berperan sebagai Yesus dicambuk dan disiksa oleh pasukan bersenjata. Kemudian, Yesus diarak sambil dicambuk sepanjang jalan dan disalib di sebuah kayu hingga meninggal. Sejumlah umat tak mampu menahan haru dan meneteskan air mata menyaksikan prosesi itu. "Terharu sekali melihat perjalanan Tuhan Yesus," kata Indra Kurniawan, 33, salah satu umat.
Pastur Kepala Gereja Santa Maria Bongsari Semarang, Romo Eduardus Didik Cahyono mengatakan, acara Jalan Salib Jumat Agung tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Raya Paskah. Dalam acara jalan Salib tersebut, umat diajak untuk mengenang dan meneladani Tuhan Yesus.
"Sebelumnya kami menggelar acara Minggu Palma, kemudian Kamis Putih, hari ini menggelar Jumat Agung dan besok akan digelar Hari Raya Paskah untuk memperingati kebangkitan Yesus. Semuanya kami gelar untuk mengenang dan meneladani Tuhan kami," kata dia.
Tema yang diambil dalam perayaan Paskah tahun ini, lanjut Eduardus, adalah Kasih Harus Nyata Dalam Perbuatan. Melalui tema itu, sejumlah acara yang digelar selalu dikaitkan dengan tema tersebut dan memberikan nilai-nilai keteladanan kepada umat.
Misalnya, dalam gelaran Minggu Palma, nilai yang harus diteladani adalah semangat Tuhan Yesus saat pertama kali berada di Yerussalem. Meski ada penolakan dan perlawanan, Yesus tetap gigih memperjuangkan ajaran-Nya.
Selain itu, pada peringatan Kamis Putih, dimana saat itu Yesus menjamu dan membasuh kaki pengikut-Nya. "Ini mengajarkan kepada kita semua untuk rendah hati dan melayani sesama," tegasnya.
Sementara dalam peringatan Jumat Agung ini, umat diajak meneladani Yesus yang mengajarkan cinta kasih, kesederhanaan, kerendahan hati dan saling melayani. Semua itu dilakukan sampai akhir hayat-Nya.
"Ketika wafat di kayu salib, Tuhan Yesus menunjukkan bahwa melalui salib inilah Allah menyelamatkan dan menebus semua dosa manusia," tegasnya.
Dengan rangkaian panjang itu, Romo Eduardus menegaskan jika umat diajak untuk melanjutkan apa yang telah Yesus lakukan. Umat diajak melakukan kebaikan, semangat melayani, rendah hati dan totalitas dalam berbuat baik dalam setiap kehidupan.
"Maka sesuai dengan tema kami, iman harus ditunjukan dalam perbuatan nyata, salib menjadi tanda keseimbangan itu, ajaran Tuhan harus merasuk dalam diri dan perbuatan," pungkasnya.