1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Mengunjungi Makam Sunan Kuning, Tokoh Penyebar Islam di Semarang

“Bangunan itu dilengkapi dengan teras mirip pendapa sebagai tempat berziarah,”

Makam Sunan Kuning.. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Minggu, 26 Mei 2019 19:24

Merdeka.com, Semarang - Sebagaimana kota besar lain, Kota Semarang juga memiliki kawasan lokalisasi. Salah satu kawasan lokalisasi yang terkenal di Kota Semarang adalah Sunan Kuning.

Sebenarnya, kawasan lokalisasi di Kota Semarang itu sebenarnya bernama Argorejo. Namun, lokasi itu lebih sering dikenal dengan sebutan Sunan Kuning.

Lalu siapa sebenarnya Sunan Kuning itu? Sunan Kuning sebenarnya adalah salah satu tokoh yang diyakini sebagai wali dan menyebarkan Islam di wilayah Semarang. Sejatinya, Sunan Kuning bernama asli Soen Ang Ing.

Namun, beberapa beranggapan bahwa dikarenakan lidah orang Jawa, lebih nyaman menyebut Seon Ang Ing dengan panggilan Sunan Kuning.

Tak jauh dari lokalisasi Argorejo, terdapat makam Sunan Kuning. Namun nama besar Sunan Kuning seolah hilang di tengah hingar bingar kehidupan malam di lokalisasi itu.

Sunan Kuning merupakan tokoh asal Tiongkok yang menyebarkan ajaran Islam dengan berpindah-pindah tempat. Tak diketahui pasti tahun berapa Sunan Kuning berdakwah menyebarkan Islam di Semarang.

Namun, penulis Remy Silado dalam buku 9 Oktober 1740: Drama Sejarah, Dalam Catatan Seorang Tionghoa di Semarang, Liem Thian Joe, menyebut Sunan Kuning sebenarnya memiliki nama populer Raden Mas Garendi.

Di buku tersebut, Sunan Kuning berasal dari kata Cun Ling (bangsawan tertinggi). Cun Ling adalah salah satu tokoh yang berperan penting dalam peristiwa Geger Pacinan tahun 1740-1743.

Makam Sunan Kuning hanya berjarak 50 meter dari Kompleks Resosialisasi Argorejo, tepatnya di sebuah bukit Jalan Sri Kuncoro 1, RT 6, RW 2, Kelurahan Kalibanteng Kulon, Semarang Barat. Orang menyebut bukit kecil itu sebagai Gunung Pekayangan.

Untuk sampai di kompleks makam, pengunjung harus melewati sebuah gapura bercat hijau dan menaiki jalan setapak. Sebelum sampai di makam utama Sunan Kuning, ada pemakaman penduduk bernama Tepis Wiring.

Sampai di puncak bukit, ada pintu gerbang kedua dengan arsitektur khas Tiongkok yang menjadi pintu masuk area makam Sunan Kuning. Di dalam area makam terdapat tiga bangunan mirip rumah mini serta pohon-pohon besar rindang yang menjulang tinggi.

Bangunan rumah pertama diperuntukkan bagi peziarah yang hendak istirahat atau menginap. Sedangkan rumah kedua terdapat tiga makam tertulis nama Kiai Sekabat, Kiai Djimat dan Kiai Modjopahit.

Menurut juru kunci makam Sunan Kuning, Sutomo, 74, ketiga makam itu adalah murid sekaligus pembantu setia Sunan Kuning. Dengan logat Jawa, Sutomo menyebut sebagai Patih Kanjeng Sunan Kuning.

Menurut Mbah Tomo, akrab Sutomo dipanggil, kemudian menunjukkan makam Sunan Kuning di bagian sisi pojok makam. Sebuah bangunan permanen khas Tiongkok dengan dominasi cat kuning. “Bangunan itu dilengkapi dengan teras mirip pendapa sebagai tempat berziarah,” ucapnya.

Dalam beberapa kesempatan, makam itu banyak dikunjungi peziarah. Mereka datang dari berbagai daerah untuk berdoa di pusara tersebut. "Seringkali juga banyak yang menginap di sekitar makam," ucapnya.

Mbah Tomo berharap, masyarakat Kota Semarang tidak menyebut lokalisasi Argorejo dengan sebutan Sunan Kuning. Sebab, Sunan Kuning merupakan tokoh penyebar agama Islam dan nama tersebut rasa-rasanya tidak pantas disematkan ke kawasan lokalisasi.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Ragam
  2. Pernik Ramadan
KOMENTAR ANDA