"Dan alhamdulillah dari seluruh barang temuan atau laporan kehilangan terkait barang berharga, semua dapat kembali ke pemilik..."
Merdeka.com, Semarang - Sejumlah barang milik penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang tertinggal selama tahun 2017. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 969 barang penumpang tertinggal baik di shelter maupun di dalam moda transportasi kesayangan masyarakat itu.
"Mungkin karena saking banyaknya penumpang, jadi seringkali ada barang yang tertinggal. Dari catatan staf divisi operasional bagian ALKOM (Alat Komunikasi) kami, ada 969 barang yang tertinggal selama tahun 2017, baik itu di dalam bus maupun di shelter," kata Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang, Ade Bhakti, Kamis (11/1).
Ade menambahkan, sejumlah barang yang tertinggal itu bermacam-macam jenisnya. Mulai barang berharga seperti helm, jaket, handphone, dompet dan barang lain, ada pula barang yang unik-unik semisal pisang, kacang hingga keripik. "Namanya penumpang kita itu bervariasi pekerjaannya, jadi barang yang tertinggal juga bermacam-macam jenisnya," terangnya tersenyum.
Lebih lanjut Ade menambahkan, pihaknya memiliki SOP terkait barang-barang penumpang yang tertinggal di dalam bus atau dalam shelter. Jika ditemukan petugas, maka akan langsung ditanyakan kepada penumpang secara langsung di dalam bus tersebut.
"Namun jika tidak ada yang kehilangan, maka akan dilaporkan ke control room tentang penemuan barang. Nah dari control room itulah aka diumumkan ke seluruh armada BRT melalui radio yang terkoneksi dengan seluruh armada yang beroperasi," terang Ade.
Begitu juga sebaliknya, jika ada penumpang yang merasa kehilangan barang dan sudah menyampaikan ke petugas, petugas akan menanyakan hilangnya di mana dan akan berkoordinasi dengan control room untuk menyocokkan barang temuan dengan penumpang yang kehilangan barang. "Untuk saat ini, penyerahan barang kami lakukan di shelter-shelter transit dan di pool masing-masing koridor," tambahnya.
Memang lanjut Ade, tidak semua barang yang tertinggal, pada akhirnya diambil oleh pemiliknya. Untuk barang seperti makanan biasanya tidak ada penumpang yang mencari. Berbeda dengan barang berharga seperti dompet, handphone, biasanya penumpang langsung melapor ke petugas.
"Dan alhamdulillah dari seluruh barang temuan atau laporan kehilangan terkait barang berharga, semua dapat kembali ke pemilik dalam keadaan utuh. Kecuali pernah ada satu laporan kehilangan handphone di shelter Kagok, karena shelter itu tidak dijaga, maka handphone itu tidak diketemukan," ucapnya.
Mengantisipasi banyaknya barang yang hilang tersebut, pihaknya lajut Ade berupaya menyediakan tempat khusus yang disebut Lost and Found. Rencananya, di tahun 2018 ini akan membangun pusat informasi di shelter lama Jalan Pemuda tepatnya di depan SMAN 5 yang sudah tidak berfungsi.
"Karena efek Sistem Satu Arah, shelter itu sudah tidak difungsikan lagi. Nantinya ruangan itu akan kami gunakan untuk pusat informasi sekaligus tempat untuk menjual produk non tunai untuk pembayaran BRT," pungkasnya.