“Ini adalah sedikit bentuk perhatian kami bersama Baznas Kota Semarang bagi para pahlawan demokrasi..."
Merdeka.com, Semarang - Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) menyebutkan, sampai Sabtu (4/5) ada 4.228 petugas Pemilu yang terkena musibah. Dari total tersebut, 440 petugas diantaranya meninggal dunia dan 3.788 lainnya sakit dan dirawat di rumah sakit.
Di Kota Semarang, sedikitnya 44 orang petugas di tingkat KPPS dan di tingkat PPS yang mengalami musibah. Adapun tiga diantaranya dikabarkan meninggal dunia, yaitu Bambang Saptono (KPPS TPS 12, Barusari, Semarang Barat), Mochammad Supriyadi (KPPS TPS 14, Kembangarum, Semarang Barat) dan Sutarni (KPPS TPS 12, Karangayu, Semarang Barat).
Sebagai wujud perhatian dan simpati, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pun mencoba meringankan beban para keluarga KPPS yang terkena musibah. Simpati itu ditunjukkan dengan menyerahkan dana santunan kepada anggota keluarga 44 petugas KPPS dan PPS di Kota Semarang yang sakit dan meninggal dunia.
Penyerahan bantuan itu dilakukan tepat di hari pertama bulan Ramadan 1440 Hijriah, Senin (6/5). Penyerahan secara simbolis dilakukan Hendi, sapaan akrab wali kota, usai salat zuhur berjamaah di Masjid Al-Khusuf, Kompleks Balai Kota Semarang. Tak sendiri, Hendi dengan didampingi Ustadz Fahrurozi, ketua Baznas Kota Semarang, Arnaz Andrarasmara, Ketua KPU Kota Semarang, Henry Cassandra Gultom.
“Ini adalah sedikit bentuk perhatian kami bersama Baznas Kota Semarang bagi para pahlawan demokrasi yang telah bekerja keras dan sungguh-sungguh menyukseskan Pemilu 2019 hingga berjalan aman, tertib, lancar dan kondusif,” kata Hendi.
Menurut Hendi, begitu luar biasa tugas, kewajiban yang telah dilakukan para pejuang demokrasi itu. Mulai dari persiapan, hari H pemungutan suara hingga penghitungan suara.
“Karenanya, mari doakan agar para pahlawan demokrasi yang meninggal diberi husnul khotimah dan mereka yang masih sakit diberi kesehatan dan kesembuhan,” ajak Hendi.
Tercatat, hingga Minggu malam, di Kota Semarang sebanyak 35 orang mengalami sakit, 1 orang keguguran dan 3 orang meninggal dunia. Kepada masing-masing keluarga KPPS meninggal diberikan santunan sebesar Rp5 juta dan KPPS yang sakit diberikan santunan sebesar Rp1 juta.
Tak lupa, dalam kesempatan itu, Hendi berpesan bahwa Ramadan menjadi momentum melebur kembali menjadi satu keluarga besar warga negara Indonesia. Pada Ramadan ini, Hendi juga mengajak seluruh jamaah meningkatkan amalan untuk mengambil berkah Ramadan, seperti dengan bersih-bersih masjid atau Jarik Masjid tiap Jumat, berbuka bersama dan berbagi takjil serta peka menyelesaikan PR sosial dengan bekerja ikhlas, cerdas dan penuh kerja keras.
“Masih ada di sekitar kita yang membutuhkan. Kuncinya adalah kekompakan antara Pemkot dengan masyarakat,” ungkap Hendi.
Sepakat dengan Hendi, Ustaz Fahrurozi dalam tausiahnya mengingatkan bahwa Ramadan ini adalah sekolah atau tarbiyah penting untuk melahirkan pribadi takwa. Selain memperbanyak amalan positif, Fahrurozi juga mengajak para jamaah untuk mensyukuri berbagai nikmat yang didapat. Terkait rezeki, Fahrurozi mengingatkan bahwa Allah telah menetapkan jatah rezeki bagi setiap hambanya.
“Bahkan seekor cicak yang terbatas geraknya hanya merayap di dinding bisa memakan nyamuk yang terbang bebas. Dan hampir tidak pernah ada cerita cicak jatuh mengejar nyamuk,” papar Fahrurozi.