1. HOME
  2. PROFIL

Mengenal Indaryanto, seniman kerajinan dari limbah logam di Kota Semarang

Di tangan Mas Ind, sampah logam bisa jadi barang seni bernilai tinggi

Indaryanto. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Senin, 20 Agustus 2018 14:28

Merdeka.com, Semarang - Ratusan benda unik nan cantik tertata rapi di etalase rumah Indaryanto, Jalan Anjasmoro Tengah VI nomor 48 Karangayu Kota Semarang. Siapa sangka, barang-barang yang memiliki nilai ekonomis tinggi itu terbuat dari limbah logam.

Ya, Indaryanto atau yang akrab disapa Mas Ind adalah seorang seniman limbah logam asal Kota Semarang. Melalui tangan dinginnya, ia mampu menyulap limbah logam yang oleh kebanyakan orang dianggap tidak berguna, menjadi anek benda bernilai seni tinggi.

Logam-logam dari korek api, sepeda, gesper, laker, mur, baut dirakit dengan ketelatenan dan kesabaran. Jadilah benda-benda itu menyerupai robot, bel, tempat lilin, replika mobil-mobilan, replika sepeda motor, pesawat terbang, kereta api dan benda lainnya.

"Ide awalnya hanya iseng-iseng saja. Melihat rongsokan logam kok banyak sekali. Kemudian saya berfikir bagaimana memanfaatkan limbah logam ini. Lalu saya ambil, saya tempel-tempel menggunakan lem dan dirakit, eh tidak disangka bisa jadi mobil-mobilan," kata Mas Ind mengawali obrolan.

Pemilik Lilo Art and Craft ini mengaku dari keisengannya itu kemudian memunculka ide-ide liar. Dia pun kemudian mengumpulkan banyak limbah logam baik dari tukang rongsok ataupun dari tetangga untuk di bawa pulang.

"Saya pilih satu-satu, saya amplas dan bersihkan kemudian dirakit. Lama-lama menyenangkan dan hasilnya juga bagus-bagus," tambah pria yang menekuni bisnis dari limbah logam sejak 2009 lalu itu.

Berbekal ide kreatif dan keisengan, dia terus mencoba mencari bentuk yang dapat dibuat menggunakan limbah logam itu. Dia mengaku melakukan semuanya secara otodidak tanpa ada pendidikan yang ditempuhnya.

"Saya hanya lulusan SMP, semua yang saya lakukan dengan belajar otodidak. Saya coba-coba sendiri, rakit, tempel, lem dan tahu-tahu jadi," terangnya tersenyum.

Memang, lanjut dia, hal yang tersulit adalah dalam mencari ide. Dia mengaku, ide bentuk seni yang akan dibuat itu harus unik dan dapat diaplikasikan menggunakan limbah logam yang ada.

Menurutnya, semua limbah logam dapat dimanfaatkan. Namun, semua harus sesuai dengan ide agar aplikasi dari bahan dasar dapat dilakukan.

"Untuk mencari ide itu, biasanya saya browsing di internet atau iseng mencoba sendiri. Memang ide itu yang paling sulit, kalau sudah menemukan ide, tinggal mengaplikasikan itu sangat mudah," ucapnya.

Berkat ide kreatifnya itu, Mas Ind kini dapat menikmati hasilnya. Aneka benda yang dia ciptakan dari limbah logam, banyak diburu oleh para kolektor dan pecinta seni.

Harganya bervariasi, mulai yang termurah berkisar puluhan ribu rupiah, hingga yang termahal mencapai jutaan rupiah. Semuanya tergantung tingkat kerumitan dalam proses pembuatan, semakin mudah proses pembuatannya maka akan semakin murah. "Sebaliknya, kalau prosesnya rumit, tentu harganya semakin mahal," tambahnya.

Selama menggeluti seni dari limbah logam, Mas Ind telah mendapatkan banyak prestasi mentereng. Dia pernah mendapat juara satu lomba recycle craft tingkat Kota Semarang pada 2014, kemudian di tingkat provinsi dan nasional.

"Karya seni saya juga sudah mulai banyak dibeli oleh wisatawan asing. Ke depan saya memang ingin terus memperbanyak promosi ke luar negeri," tegasnya.

Selain itu, Mas Ind juga memiliki cita-cita membuat museum benda seni dari logam limbah. Museum itu diharapkan mampu menampung ratusan koleksi seninya sekaligus sebagai tempat pelatihan kepada generasi muda.

"Pengennya punya tempat, jadi selain bisa untuk memajang karya, juga sebagai tempat pelatihan kepada generasi muda yang minat menekuni dunia ini," tutupnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Ragam
KOMENTAR ANDA