"Misalnya kemarin ada laporan di sebuah wilayah kalau aliran air PDAM di sana mati. Tapi setelah dicek ternyata aliran airnya lancar..."
Merdeka.com, Semarang - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengaku prihatin terhadap sejumlah masyarakat yang melakukan aduan palsu atau tidak valid kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tentang kondisi lingkungannya.
Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi ini bahkan mengungkapkan dari sekitar rata-rata 600 aduan yang masuk ke Call Center 112, hanya sebesar 30% yang benar-benar valid dan bisa ditindaklanjuti penanganannya, itu belum termasuk aduan palsu yang melalui media sosial dan sistem Lapor Hendi.
"Misalnya kemarin ada laporan di sebuah wilayah kalau aliran air PDAM di sana mati. Tapi setelah dicek ternyata aliran airnya lancar dan nama yang disebutkan pelapor ternyata tidak terdata sebagai warga di situ," terang Wali Kota Semarang yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Goesmart 2018 yang dilaksanakan di Situation Room Pemkot Semarang, Selasa (9/10).
Dia pun menuturkan jika aduan palsu tersebut cukup menyita waktu dan tenaga. Sebab, dari seluruh laporan yang masuk, Hendi tetap mewajibkan seluruh OPD untuk melakukan verifikasi sekalipun laporan yang diberikan tidak lengkap.
Selain mengedukasi masyarakat dalam melakukan pelaporan, dirinya juga menginginkan sistem serta aplikasi pelaporan masyarakat yang dimiliki Pemkot Semarang dapat ditingkatkan.
"Saya rasa tantangan ini juga dihadapi daerah lain. Seperti di Singapura juga sama, sehingga dalam FGD kali ini kami berharap dapat belajar agar dapat meningkatkan sistem kami agar menjadi lebih valid," harap Hendi.
Meski demikian, Hendi mengucapkan terima kasih kepada Prof Suhono yang selama ini membantu Kota Semarang dalam mengembangkan Semarang Smart City.
Adapun kegiatan FGD Goesmart 2018 tersebut merupakan rangkaian kegiatan kegiatan Forum International Kota Cerdas yang dilaksanakan di Kota Semarang pada tanggal 9-12 Oktober 2018.
Kegiatan tersebut diikuti oleh Jejaring Smart City dari Singapura, Australia dan Inggris. Sedangkan dalam kegiatan FGD tersebut hadir Prof Suhono sebagai ketua Forum Prakarsa Indonesia Cerdas dan Kok-Chin Tay sebagai ketua Jaringan Kota Cerdas di Singapura.
Kok-Chin Tay sendiri mengungkapkan jika Kota Semarang memiliki potensi besar dalam pengembangan Smart City karena banyaknya perguruan tinggi yang ada di Kota Semarang.
"Kekuatan yang dimiliki oleh Kota Semarang adalah ada banyak sekali universitas yang bisa diajak berkolaborasi," tuturnya.
Sedangkan Prof Suhono mengapresiasi upaya Pemkot Semarang dalam membangun Semarang Smart City hingga menjadi kota yang masuk 3 besar terbaik dalam mewujudkan Smart City di tahun 2017.
"Saya rasa upayanya sudah baik hingga setidaknya bisa masuk 3 besar dalam peringkat kota cerdas di Indonesia pada tahun 2017," ungkapnya.