"Nantinya, pedagang akan kami tempatkan di Pasar Klitikan Penggaron dan sebagian lagi di Pasar Waru."
Merdeka.com, Semarang - Proyek normalisasi sungai Banjir Kanal Timur (BKT) segera digarap. Untuk itu, Pemerintah Kota Semarang mengebut dalam penyelesaian pembebasan lahan di lokasi tersebut.
Sebab, di bantaran sungai, banyak berdiri kios dan bangunan pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Barito dan Unta Raya. Untuk itu, Pemkot Semarang akan segera mengosongkan lokasi itu dari para pedagang agar proyek dapat berjalan lancar.
"Kami sedang mengebut soal pembebasan lahan. Akhir April nanti, semua PKL di lokasi itu harus sudah pindah," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto saat acara sosialisasi di MAJT Semarang, Rabu (17/1).
Fajar menegaskan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan sosialisasi kepada para pedagang di lokasi itu. Dan para pedagang mengaku siap direlokasi ke tempat lain untuk mendukung proyek normalisasi BKT. "Nantinya, pedagang akan kami tempatkan di Pasar Klitikan Penggaron dan sebagian lagi di Pasar Waru. Sudah kami lakukan penataan untuk proses itu," tegasnya.
Fajar menegaskan, selama ini Pemkot Semarang tidak pernah melakukan penggusuran pedagang tanpa menyiapkan lokasi relokasi. Untuk itu, pihaknya berharap para pedagang juga mendukung semua program yang telah ditetapkan pemerintah.
"Wali Kota Semarang itu baik, tidak pernah membiarkan masyarakatnya kesulitan. Selalu diberikan solusi dalam setiap kebijakannya. Untuk itu saya berharap masyarakat mendukung," pungkasnya.
Di lain sisi, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwanan Ruhban Ruzziyatno menyebutkan, pelaksanaan normalisasi BKT akan dilaksanakan selama 720 hari dan ditargetkan akan selesai pada Desember 2019 mendatang.
Di tahap pertama ini, normalisasi BKT memakan biaya Rp485 miliar dengan menggandeng tiga kontraktor yakni tahap 1. Nindya karya - Bumi Karsa KSO tahap 2. jaya konstruksi - indotekhnik 3. Basuki - Hidup indah KSO. "Untuk panjang sungai yang dinormalisasi tahap 1 Yakni 6,7 kilometer mulai dari Jembatan Majapahit hingga ke hilir yakni kawasan Tambaklorok," kata dia.
Sementara tahap kedua, dimulai dari Jembatan Majapahit sampai Pucang Gading dengan panjang 7,9 kilometer. "Sehingga jika ditotal normalisasi BKT mencapai 14,6 kilometer," pungkasnya.