"Sistem giliran yang diberlakukan PDAM Tirta Moedal resmi dicabut, artinya pasokan dan produksi air baku sudah berjalan normal..."
Merdeka.com, Semarang - Aliran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Semarang di wilayah timur semakin membaik. Hal itu menyusul mulai normalnya stok pasokan air di Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Kudu di Genuk Kota Semarang.
Plt Direktur Utama PDAM Kota Semarang, M Farchan mengungkapkan, krisis pasokan air di IPA Kudu berangsur membaik. Bahkan pihaknya telah mencabut sistem begilir distribusi air dari IPA Kudu sejak Kamis (24/5) pekan lalu.
"Sistem giliran yang diberlakukan PDAM Tirta Moedal resmi dicabut, artinya pasokan dan produksi air baku sudah berjalan normal dan distribusi mulai merata. Di antaranya daerah Bukit Kencana Jaya, Meteseh, Pucanggading, Majapahit, Sendangguwo, sudah teraliri lagi," kata Farchan.
Dia memaparkan, distribusi dan transmisi dari IPA Kudu relatif sudah berjalan 24 jam. Saat ini, debit air dari IPA Kudu yang didistribusikan mencapai 500 liter per detik. "Sedangkan untuk transmisi mencapai 450 liter per detik," terangnya.
Membaiknya kondisi ini, kata Farchan, tidak lepas dari dukungan dan kerjasama yang baik antara semua pihak, baik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, Perum Jasa Tirta dan PDAM Tirta Moedal.
"Ada pembagian tanggungjawab ketika krisis terjadi, yaitu pengaliran air dari Kedungombo ke Bendung Klambu menjadi tugas BBWS. Dimana BBWS harus bisa mensuplai sekitar 1200 liter per detik dengan menjaga level air pada 16,2 meter," paparnya.
Dari suplai itu, kemudian Perum Jasa Tirta harus bisa menyuplai air baku sampai ke IPA Kudu sebesar 900 liter per detik disamping malakukan pembersihan sedimen dan sampah secara rutin di sepanjang aliran.
Perum Jasa Tirta, katanya, juga melakukan pengerukan dan pembersihan sedimen di intake SAB Klambu dan sipon-sipon yang dilewati aliran air sampai ke IPA Kudu di Genuk. Namun yang lebih penting adalah pengamanan aliran air sepanjang Bendung Klambu sampai IPA Kudu. "Sementara kami di PDAM Tirta Moedal, membantu suplai air baku dari Sungai Dombo, Sayung, sampai ke IPA Kudu sepanjang 5 km," tambahnya.
Farchan tidak memungkiri masih ada keluhan warga terkait aliran air. Pasalnya, saat ini meski sudah berupaya optimal namun produksi air baku yang didistribusikan ke warga belum normal sepenuhnya. Hanya saja, saat ini semua wilayah di Semarang bagian timur sudah teraliri air PDAM dari pasokan IPA Kudu.
"Ke depan, Perum Jasa Tirta hendaknya lebih profesional dalam mengelola air baku, mengingat persoalan di lapangan semakin kompleks apalagi persoalan air adalah kebutuhan pokok masyarakat," tukasnya.
Sementara itu, salah seorang warga Tlogosari, Yuli Setyawan mengatakan, kondisi aliran air PDAM memang sudah membaik dibanding beberapa waktu lalu. Namun, saat ini aliran air ke rumahnya beberapa kali masih macet.
"Kemarin sudah lancar tapi hari ini kok crat-crit lagi. Ngalir tapi alirannya kecil. Untungnya masih ada stok air di penampungan jadi tetap bisa mandi," kata dia.
Untuk keperluan mandi, Yuli harus bersabar menunggu air di bak mandinya terisi. Untuk itu, dia harus membuka kran sejak siang agar sorenya bisa dipakai untuk mandi. "Karena alirannya kecil, bak mandi baru terisi banyak setelah beberapa jam kran PDAM saya buka," ucapnya.
Kondisi tersebut juga dialami warga di beberapa lokasi di Semarang Timur. Rata-rata mereka mengeluhkan aliran air PDAM yang kecil sehingga butuh waktu agar air bisa dipakai.