"Ini harus disengkuyung, jangan sampai karena pakai fasilitas UHC, lalu pelayanannya tidak optimal dan tidak ramah,"
Merdeka.com, Semarang - Suasana begitu ramai saat Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berkunjung ke RSUD KRMT Wongsonegoro, untuk meninjau pelayanan Universal Health Coverage (UHC) di rumah sakit tersebut, Senin (9/4). Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, langsung diserbu masyarakat yang sedang berobat di lokasi itu untuk bersalaman.
Tak henti-hentinya, sejumlah pasien menyalami Hendi dan mengucapkan terimakasih. Salah satunya Aris, dia secara langsung mengucapkan terimakasih dengan bahasa yang lugu. "Padahal saya dulu tidak nyoblos pak Hendi, tapi sekarang bisa menikmati fasilitas UHC yang sangat bermanfaat," tutur Aris.
Sontak saja, pernyataan Aris tersebut membuat seluruh pasien yang ada di Ruang Nakula 3 tertawa. Pun demikian dengan Hendi, dia juga tak mampu menahan tawa mendengar pernyataan Aris.
Kedatangan Hendi tersebut memang secara khusus untuk berkeliling RSUD KRMT Wongsonegoro, Kota Semarang. Tak hanya berkeliling, Hendi juga memimpin apel pagi yang diikuti oleh seluruh direksi serta karyawan rumah sakit milik Pemerintah Kota Semarang tersebut.
Di hadapan seluruh peserta apel pagi, Hendi menegaskan posisi RSUD Wongsonegoro sebagai salah satu pintu pelayanan Pemerintah Kota Semarang kepada masyarakat. “Orang melihat pelayanan Pemerintah Kota Semarang adalah dari pelayanan rumah sakitnya, apabila pelayanan rumah sakitnya baik maka orang akan menganggap pelayanan pemerintah adalah baik," kata dia.
Namun, lanjut Hendi, sebaliknya jika pelayanannya lama, kemudian susternya marah-marah, di poliklinik juga tidak dilayani dengan cepat, maka orang pasti akan menilai pelayanan pemerintah sangat buruk.
Dalam kesempatan tersebut, Hendi juga mengingatkan agar seluruh karyawan RSUD KRMT Wongsonegoro tidak membeda-bedakan sikap pelayanan yang diberikan kepada pasien.
"Pemerintah Kota Semarang punya program UHC, semua dijamin berobat gratis untuk dirawat di kelas III. Ini harus disengkuyung, jangan sampai karena pakai fasilitas UHC, lalu pelayanannya tidak optimal dan tidak ramah," pintanya.
Dia menegaskan bahwa besarnya komitmen peningkatan fasilitas dalam melayani pasien kelas III, harus terus diikuti dengan peningkatan pelayananannya. "Sebelum tahun 2014 hanya ada 150 tempat tidur untuk pasien kelas III di sini, setelah itu kita tingkatkan sampai kapasitas 270 tempat tidur yang semuanya dilengkapi AC, tahun depan juga akan kita tambah kapasitasnya dengan membangun Gedung Sadewa," jelas pria yang juga politikus PDI Perjuangan tersebut.
Hal itu, menurut Hendi, merupakan suatu prioritas. Peningkatan fasilitas pelayanan menurutnya adalah suatu keharusan. "Sehingga kalau fasilitasnya terus dikejar terus, pelayanannya jangan sampai ketinggalan, harus terus dievaluasi supaya dapat melayani dengan maksimal," pungkasnya.