1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Undip Raih Medali Emas di Taiwan Berkat Inovasi Pupuk Organomineral

Tim juga mendapatkan apresiasi berupa Special Awards dari Korea Invention University Association (KUIA) atas ide inovatif mereka.

Kontingen Undip. Foto/Istimewa. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Selasa, 22 Januari 2019 14:58

Merdeka.com, Semarang - Kontingen Universitas Diponegoro (Undip) Semarang berhasil meraih medali emas dalam ajang 5th Kaohsiung International Invention & Design Expo 2018 (KIDE) yang digelar pada 7-9 Desember 2018 lalu di International Convention Center Kaohsiung (ICCK), Kaohsiung, Taiwan.

Acara tersebut digelar oleh World Invention Intellectual Property Association (WIIPA) dan Taiwan Invention Products Promotion Association (TIPPA) yang merupakan salah satu kompetisi exhibition terbesar di Asia yang diikuti oleh lebih dari 25 negara di Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika.

Negara peserta yang mengikuti kompetisi tersebut antara lain Indonesia, Malaysia, Kambojaa, China, Filipina, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, Arab Saudi, Canada, Sudan, India, Amerika Serikat, dan negara-negara lain di belahan dunia.

Kontingen Undip yang diberangkatkan saat itu, diketuai oleh Widi Dwi Noviandi (S1 Agroekoteknologi/FPP) dengan 5 anggota lainnya yaitu Eko Susilo (S1 Peternakan/FPP), Aulia Fitriana Ardhyatul Jannah (S1 Agroekoteknologi/FPP), Aqmarina Sandi Listya Mariati (S1 Agroekoteknologi/FPP), Nanik Nurhana (S1 Agroekoteknologi/FPP), dan Widiya Ningrum (S1 Teknik Lingkungan/FT)

Mereka mempromosikan inovasi produk temuan terbarunya dari hasil kajian penelitian dalam upaya mengembangan pupuk organik yang telah ada, dengan judul “Eco-friendly Bio-organomineral Fertilizer for Soil Sustainability.” Produk tersebut telah diuji di Laboratorium Kimia, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah.

Ketua kontingen Widi Dwi Noviandi mengatakan bahwa pupuk tersebut diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan degradasi lahan-lahan sub-optimal, terutama pada kategori lahan kering dan masam.

“Degradasi lahan disebabkan akibat dampak dari banyaknya penggunaan pupuk kimia sehingga terjadi penurunan kualitas kesuburan tanah yang tidak maksimal. Oleh karena itu produk pupuk organomineral ini dapat meningkatkan produksi tanaman pada kondisi masam," ujarnya seperti dikutip dari release Humas Undip Semarang, Selasa (22/1)

Komposisi pupuk temuan tim, kata dia, terdiri dari limbah kotoran sapi, Lemna minor L. (Duckweed), zeolit dan diperkaya bakteri Methylobacterium. Keunggulannya adalah mekanisme pupuk ini mampu menghasilkan enzim urease yang berperan dalam metabolisme nitrogen, memacu pertumbuhan dan morfologi akar, menginduksi tanaman resistan secara sistemik dan sebagai sumber nitrogen dalam membantu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.

"Selain itu, pupuk ini dapat memperbaiki kapasitas pertukaran kation dalam tanah dan bersifat slow release fertilizer sehingga ketersediaan hara terjaga secara optimal," katanya.

Widi berharap, produk tersebut tidak hanya sampai pada penelitian saja, namun bisa dikembangkan lebih lanjut supaya dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dan petani khususnya.

Tak hanya berhasil menyabet medali emas, Mereka juga mendapatkan apresiasi berupa Special Awards dari Korea Invention University Association (KUIA) atas ide inovatif terkait produk penelitiannya yang diserahkan langsung oleh Lee Ju Hyung (Professor di Kongju National University sekaligus President Korea University Invention Association).

(NS)
  1. Pendidikan
KOMENTAR ANDA