"Konsepnya lain daripada yang lain karena jalan tol ini disatukan dengan sistem pengendalian banjir,"
Merdeka.com, Semarang - Pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR berencana membangun tol laut Semarang-Demak. Selain untuk memberikan akses kepada pengguna jalan, tol laut tersebut juga nantinya diperuntukan bagi penanggulangan rob di kawasan Semarang Utara.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, pembangunan tol laut sudah berproses. Tahun ini, proyek tersebut sudah dilelangkan. "Pak Dirjen sudah memastikan jika tahun ini sudah lelang dan akhir tahun sudah dikerjakan. Targetnya, tahun 2020 tol laut tersebut sudah selesai," kata Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu, Selasa (1/5).
Tol laut tersebut, kata Hendi, akan membentang dari Kaligawe Semarang, masuk ke Sayung, Demak dan tembus ke Kota Demak. Jalur yang dilewati adalah kawasan tambak yang ada di sepanjang pesisir Laut Jawa itu.
"Harapannya, karena itu nantinya dilewati jalur tol, maka potensi di sana dapat berkembang. Tidak hanya menjadi wilayah pertambakan, namun bisa berpotensi menjadi kawasan industri, perumahan, perniagaan dan lain sebagainya," tegasnya.
Pihaknya juga tengah mengkaji mengenai perubahan di lokasi itu. "Sudah dikaji, ada usulan-usulan seperti itu terkait perubahan di sana (Kaligawe). Sedang kami cermati," tukasnya.
Sebelumnya, Pemerintah pusat akan segera membangun jalan tol Semarang-Demak sepanjang 27 kilometer. Tol tersebut nantinya memiliki tiga kegunaan, yaitu untuk mengurangi kemacetan, pencegah banjir, rob, serta sebagai jalur wisata laut.
Secara teknis, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto menjelaskan, proses lelang jalan tol Semarang-Demak ditargetkan pada bulan Agustus tahun ini selesai. Dengan begitu, pembangunan sudah dapat dimulai sebelum Lebaran tahun ini. "Akan kami lelang segera. Konsepnya lain daripada yang lain karena jalan tol ini disatukan dengan sistem pengendalian banjir," jelasnya.
Nantinya, lanjut Arie, tol Semarang-Demak bukan hanya memecahkan masalah kemacetan tapi juga masalah banjir dan juga memperbaiki lingkungan yang tadinya kumuh menjadi baik. "Sekalian menciptakan suatu lahan baru (wisata dan pemukiman). Harusnya yang pertama di Indonesia," pungkasnya.