"Tapi ini hanya sementara, sekitar tiga bulan. Nanti mereka akan kembali lagi berjualan di tempat lama namun dengan shelter yang baru,"
Merdeka.com, Semarang - Proses penataan Taman Menteri Supeno atau yang dikenal dengan sebutan Taman KB segera digarap. Untuk keperluan itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berencan untuk mengosongkan pedagang kaki lima (PKL) yang menempati shelter taman tersebut.
Proses pengosongan shelter PKL ditargetkan maksimal awal Februari mendatang. Hal itu karena pelaksana proyek Taman Indonesia Kaya yang dibangun di lokasi tersebut akan melakukan pembongkaran shelter PKL mulai minggu pertama Februari.
"Shelter akan dibongkar pada minggu pertama Februari. Makanya saya minta PKL untuk mengosongkan lokasi sebelum pembongkaran," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto, Jumat (26/1).
Mengenai tempat relokasi, Fajar menuturkan para PKL diminta untuk berjualan di tepi jalan di bawah shelter. Sebab hingga saat ini pihaknya belum menemukan tempat relokasi yang tepat sebagi relokasi.
Di samping itu, para PKL juga menginginkan tempat relokasi yang tidak jauh dari lokasi lama. Sementara, di sekitar Taman KB tidak ada lahan kosong aset Pemkot Semarang yang bisa dipakai untuk tempat berjualan sementara.
"Nantinya shelter akan dibangun lagi dengan kondisi yang lebih bagus dari sekarang. Jadi saya minta PKL berjualan di tepi jalan dulu selama beberapa bulan sampai pembangunan selesai, nanti kalau sudah selesai akan ditempatkan kembali," harapnya.
Untuk keperluan pemindahan itu, para PKL harus membangun lapaknya sendiri. Meski nantinya, lanjut Fajar, lapak PKL di tempat relokasi akan dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
Fajar menyadari keberadaan PKL di tepi jalan tepi Taman KB nantinya membawa dampak yang sangat serius khususnya dampak lalu lintas. Terlebih, sepanjang ruas jalan depan SMAN 1 Semarang merupakan jalur padat lalu lintas. Selain dampak lalulintas yang berakibat kemacetan, tentu ada dampak sosial juga.
"Tapi ini hanya sementara, sekitar tiga bulan. Nanti mereka akan kembali lagi berjualan di tempat lama namun dengan shelter yang baru," paparnya.
Sebelumnya, ketua paguyuban PKL Taman KB Bersatu, Marlan mengatakan, pihaknya dan para pedagang tidak menolak adanya relokasi karena pembangunan Taman Indonesia Raya. Namun dia meminta Dinas Perdagangan menyediakan lapak relokasi terlebih dahulu helter PKL dibongkar.
"Kami mintanya dinas segera membangun tempat relokasi. Kami sepakat dengan para pedagang agar lapak relokasi tetap ada di dekat Taman KB," kata dia.
Marlan menambahkan, para pedagang yang selama ini berjualan kuliner sudah menempati Taman KB selama puluhan tahun. Mereka merupakan PKL resmi yang sudah terdata sejak lama.
"Rata-rata PKL di sini sudah berjualan antara tujuh tahun sampai belasan tahun. Kami PKL resmi yang ingin agar diperhatikan. Jadi kalau dipindah sementara, harusnya ada tempat yang sudah disediakan," tambahnya.
Dia menyatakan, PKL tidak keberatan jika nanti harus berjualan di tepi jalan di depan shelter lama. "Yang penting, PKL tetap mendapat pemasukan sehingga bisa mencukupi kebutuhan hidup," pungkasnya.