1. HOME
  2. KABAR SEMARANG

Semarang masuk 3 besar kota metropolitan paling layak huni

"Kalau puas ya belum, tapi tentu saja ini sebuah hal positif, yang berarti upaya yang kami lakukan ada dampaknya,"

Wali Kota Hendi saat memimpin rakor OPD Pemerintah Kota Semarang, Senin (5/2). ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Senin, 05 Februari 2018 19:03

Merdeka.com, Semarang - Kota Semarang disebut sebagai salah satu dari 3 besar kota metropolitan yang paling layak huni. Kota Semarang berada pada urutan ketiga setelah 2 kota metropolitan lainnya seperti Kota Palembang di Sumatera Selatan dan Kota Denpasar di Bali. Kota Semarang dinyatakan sebagai kota metropolitan yang paling layak huni sesuai dengan Most Livable City Index 2017 (Indeks Kota Paling Layak Huni 2017) yang dirilis oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia.

Di Indonesia sendiri, setidaknya ada 10 kota besar yang masuk kategori kota metropolitan. Dikategorikan sebagai kota metropolitan, karena menjadi pusat aktifitas masyarakat serta dikelilingi oleh kota-kota satelit di sekitarnya. Seperti Jakarta yang dikelilingi Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Cianjur. Kemudian Surabaya yang dikelilingi oleh Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan.

Namun, dengan segala keunikannya, kota satelit juga menyimpan segudang permasalahan perkotaan. Permasalahannya pun lebih kompleks ketimbang kota-kota lainnya karena memiliki populasi penduduk yang besar. Permasalahan tersebut seperti tingginya biaya hidup, kecilnya ketersediaan lahan hunian, hingga permasalahan transportasi hingga permasalahan lain.

IAP menyebutkan, di Indonesia ada 7 kota yang disebut-sebut paling layak huni. Ketujuh kota yang layak huni itu antara lain, Solo dengan indeks layak huni sebesar 66,9%, Palembang 66,6%, Balikpapan 65,8%, Denpasar 65,5%, Tangerang Selatan 65,4%, Semarang 65,4% %, dan Banjarmasin 65,1%. Dari 7 kota tersebut, 3 diantaranya merupakan kota metropolitan yakni Palembang, Denpasar dan Semarang.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku lega atas hasil indeks tersebut. "Kalau puas ya belum, tapi tentu saja ini sebuah hal positif, yang berarti upaya yang kami lakukan ada dampaknya," katanya usai memimpin rakor OPD Pemeritah Kota Semarang, Senin (5/2).

Pria yang akrab disapa Hendi tersebut menyatakan, hasil tersebut merupakan capaian positif. Sebab, pada 2014 silam Kota Semarang bertengger pada posisi kelima sebagai kota metropolitan paling layak huni pada indeks serupa.

Hendi mengaku, untuk meningkatkan tingkat kelayakan huni Kota Semarang, pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan menggratiskan sejumlah fasilitas publik agar tidak memberikan beban bagi masyarakat. Seperti, berobat gratis, sokolah gratis, hingga rekreasi gratis.

''Sebagai kota metropolitan yang pertumbuhannya sangat cepat dan dinamis, kuncinya adalah pemerintah harus terus bergerak dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Mulai dari air bersih, ketersediaan angkutan umum, Ruang Terbuka Hijau (RTH), ketersediaan fasilitas penyandang difabel, dan seterusnya," imbuhnya.
 
Khusus untuk fasilitas transportasi, Hendi menyebutkan bahwa Pemkot Semarang telah menyediakan enam koridor Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang. Dan pada tahun ini, pemkot menambah satu lagi koridor BRT, serta menyediakan bus sekolah gratis bagi pelajar.

Untuk kebutuhan air bersih bagi warga, lanjut dia, melalui PDAM Tirta Moedal Semarang diakuinya baru mampu memenuhi 62% kebutuhan air bersih bagi seluruh warga kota. "Namun tahun ini kami mulai membangun Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat untuk menambah pasokan air," tutupnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA