1. HOME
  2. PROFIL

Dua tahun menjabat, Wali Kota Hendi berhasil kokohkan lima fondasi pembangunan

"...ibarat sebuah rumah, saya katakan pada hari ini kami sedang membangun fondasinya,"

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sedang meninjau harga pangan, belum lama ini.. ©2016 Merdeka.com Editor : Nur Salam | Contributor : Andi Pujakesuma | Minggu, 18 Februari 2018 20:15

Merdeka.com, Semarang - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi genap dua tahun memimpin Kota Semarang. Selama dua tahun itu, Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu berhasil mengokohkan lima fondasi pembangunan Kota Semarang.

Kelima fondasi pembangunan yang dimaksudkan adalah fondasi budaya kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), kesejahteraan masyarakat, ekonomi kerakyatan, pembangunan pariwisata, dan penanganan banjir.

Di bidang budaya kerja PNS, Hendi melakukan gebrakan yang cukup berani. Terbukti, selama periode 2016 hingga 2018, dia telah memberikan sanksi tegas kepada 58 PNS sebagai pembenahan dari budaya kerja di lingkungan Pemkot Semarang.

Adapun sanksi tegas yang telah diberikannya tersebut antara lain adalah dengan memberhentikan 18 PNS, mencopot jabatan 9 PNS, dan menurunkan pangkat 31 PNS.

"Pembenahan budaya kerja di Pemkot Semarang ini menjadi penting, karena sedulur-sedulur yang ada di Pemkot ini adalah salah satu ujung tombak pembangunan Kota Semarang," kata Hendi, Minggu (18/2).

Sementara untuk fondasi kesejahteraan masyarakat, dalam waktu dua tahun ini, Hendi telah berhasil merealisasikan sejumlah fasilitas gratis untuk masyarakat di Kota Semarang. Salah satunya di sektor kesehatan, dengan menyediakan fasilitas berobat gratis dengan Universal Health Coverage (UHC) serta menyediakan fasilitas ambulance gratis 24 Jam, hingga menyediakan layanan konsultasi dokter secara online.

Selain itu, di bidang ekonomi kerakyatan, keberhasilan Hendi selama dua tahun menjabat diantaranya mendorong transformasi Kota Semarang yang semula sebagai Kota Industri menjadi Kota Pariwisata.

Hendi berkeyakinan melalui sektor pariwisata, masyarakat dapat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk membuka usahanya sendiri. Dan untuk mendukung hal tersebut, Hendi telah menyiapkan fasilitas pinjaman bernama Kredit Wibawa dengan bunga yang sangat murah, yaitu hanya sebesar 3% per tahun.

Upaya Hendi tersebut pun terbukti mampu menggeliatkan ekonomi di Kota Semarang. Hal itu setidaknya tergambar dari capaian investasi usaha di Kota Semarang yang semula pada tahun 2015 hanya mencapai Rp 7,9 triliun, dan di tahun 2017 telah melonjak tajam menembus angka Rp 20,5 triliun.

"Kesejahteraan masyarakat memang penting ditingkatkan. Sebab, walaupun sejumlah fasilitas gratis telah kami berikan, namun penting bahwa masyarakat di Kota Semarang harus sejahtera, maka fondasi ekonomi kerakyatan juga menjadi salah satu hal penting yang kami bangun dalam waktu dua tahun ini," bebernya.

Fondasi keempat yang berhasil dibangun Hendi adalah sektor pariwisata. Dalam upayanya mendorong perubahan Kota Semarang menjadi kota pariwisata, dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini, Hendi antara lain telah berhasil menginisiasi 113 kampung tematik yang merata pada 16 Kecamatan di Kota Semarang. "Selain itu kami juga telah menyelesaikan pembangunan 19 ruang terbuka hijau sebagai sarana wisata di Kota Semarang," paparnya.

Untuk fondasi penanganan banjir, Hendi menegaskan bahwa satu hal yang tidak terlupakan dan tetap menjadi prioritas adalah menuntaskan penanganan banjir di sebagian wilayah Kota Semarang, terkhusus di wilayah timur.

Dalam rangka itu, Hendi menuturkan telah ada anggaran sebesar Rp 1,4 triliun yang dikonsentrasikan untuk penangangan banjir di Kota Semarang tersebut. "Ada enam komponen utama yang sedang dikerjakan yakni pembuatan tanggul rob serta normalisasi Kali Tenggang dan Sringin, pembuatan kolam retensi Banjardowo Kaligawe, juga pembuatan pintu muara Kali Tenggang dan pintu muara Kali Sringin. Kami optimis jika semua pekerjaan tersebut dapat selesai pada tahun 2018 ini," ucapnya.

Meski telah berhasil dalam berbagai bidang selama dua tahun memimpin, Hendi mengaku jika hal itu belum cukup. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. "Maka semangat penyelesaiannya harus direpresentasikan dalam seluruh kegiatan. Dan bila ditanya apa saja yang sudah dikerjakan dalam kurun waktu dua tahun ini, maka ibarat sebuah rumah, saya katakan pada hari ini kami sedang membangun fondasinya," tutupnya.

(NS) Laporan: Andi Pujakesuma
  1. Pemkot Semarang
KOMENTAR ANDA